Financial Education for Kids

 

Ayah dan Bunda, mengenalkan uang pada anak boleh dibilang salah satu perkara yang ‘susah-susah gampang’ bagi sebagian besar orang tua. Jika tidak dikenalkan secara benar sejak dini, bisa-bisa anak menjadi pribadi yang boros dan kurang peduli dengan keadaan ekonomi orang tua atau selalu menuntut ini itu apapun kondisi yang mungkin sedang dialami orang tuanya.

Duh! pastinya nggak mau itu terjadi dong? Nah, diskusi IPC kali ini membahas tips dan trik jitu mengenalkan konsep uang dan perencanaan keuangan pada anak sejak dini. Resume dari Bunda Ning di bawah ini bisa menjadi referensi Ayah dan Bunda sekalian dalam memperkenalkan konsep uang pada anak. Selamat membaca 🙂

1. Sumber : Group IPC
2. Narasumber : Isti Khaerani
3. Waktu diskusi : 23 February 2015 pukul 13.00-14.00
4. Disarikan oleh : Sri Sulistyowati (Ning)
5. Judul diskusi : Financial Education for Kids

Pertama mendengar tema ini, langsung bermunculan berbagai pertanyaan dibenak. Misalnya saja, sudah benar atau belum kah cara saya mengajarkan konsep uang ke anak-anak? apa contoh yang kami berikan mengenai mengelola uang juga sudah sesuai dengan tahapan umur mereka? Pastinya pertanyaan yang sama juga dipikirkan oleh para orang tua baru lainnya. Semoga penjelasan dari teh Isti, bisa memberikan sedikit pencerahan bagi kita semua.

Isti khaerani, atau yang lebih akrab disapa teh Isti adalah seorang ibu rumah tangga dengan 2 anak balita. Saat ini aktif sebagai Financial Trainer for Women and Kids, yang telah memiliki sertifikasi CFP dan QWP. Alumnus teknik industri Institute Teknologi Bandung ini bekerja di Bank Mandiri. Memiliki passion di bidang perencanaan keuangan dan parenting. Beliau juga mengajar di Institute Ibu Professional, Bank Mandiri dan beberapa tempat lainnya.

Berbicara tentang Financial Education for Kids atau Mengenalkan konsep Keuangan pada anak, Usia yang tepat adalah pada rentang 3-5 tahun. Namun pengenalan dapat dimulai dengan cara-cara sederhan seperti:

1. Kita membutuhkan uang untuk membeli sesuatu
Biarkan anak melihat dan mengamati ketika kita melakukan transaksi jual beli, katakan pada anak bahwa untuk membeli barang yang kita inginkan harus membayar dengan uang sejumlah harga barang. Atau sesekali bisa juga kita ajak anak untuk membelanjakan uangnya di warung dekat rumah, dimulai dengan uang pas agar ia tidak bingung. Dalam hal ini tidak perlu belanja terlalu banyak, cukup 1 bungkus wafer cokelat misalnya. Perlahan mengenalkan konsep berhemat juga nich ceritanya.

Bisa juga dengan mengajak anak bermain monopoli, mengenalkan uang dan transaksi jual beli melalui permainan. Menyenangkan dan mudah dipahami oleh anak tentunya. Bisa juga dengan bermain peran sebagai penjual dan pembeli bersama Ayah/Bunda di rumah. Sekaligus bonding and quality time bersama anak-anak.

Pentingnya mengenalkan konsep uang pada anak.

Pentingnya mengenalkan konsep uang pada anak.

2. Untuk dapat uang, Ayah/bunda harus bekerja
Jelaskan perlahan bahwa Ayah/Bunda harus bekerja untuk bisa mendapatkan uang yang tadi kita pakai untuk berbelanja. Ayah/Bunda harus bekerja dulu, lalu akan mendapatkan gaji berupa uang yang bisa kita pakai untuk kakak/adik sekolah, untuk Bunda berbelanja sayur dan ikan di pasar. Beritahu juga kepada anak untuk bisa berhemat dengan hanya membeli barang-barang yang dibutuhkan saja.

3. Untuk mendapatkan sesuatu kita perlu berusaha dan bersabar
Beri contoh sederhana diri kita sendiri, Ayah/Bunda harus bekerja dulu untuk mendapatkan gaji/uang, Bunda harus berusaha pergi ke pasar dan sabar kena panasnya terik matahari, untuk mendapatkan bahan-bahan keperluan memasak. Adik/kakak juga belajar untuk berusaha dalam mendapatkan sesuatu dan juga bersabar.

Ajak anak belajar konsep usaha dan sabar dengan metode permainan, saat weekend kakak/adik membantu Ayah mencuci motor/mobil ya atau bisa membantu Bunda membereskan kamar. Nanti Ayah/Bunda akan memberi “gaji” karena kakak/adik sudah bekerja. Uangnya kita simpan dalam celengan ya, dikumpulkan untuk bisa membeli mainan yang kakak/adik inginkan.
Mengenalkan anak untuk menabung juga bisa dengan cara mengajak mereka untuk membuka rekening tabungan di bank. Atau sebagai awal ajak anak ketika kita menabung biarkan anak melihat dan mengamati proses yang kita jalani.

Selanjutnya untuk rentang usia 4- 7 tahun, tahapan-tahapan yang lebih dalam berikut bisa mulai kita kenalkan :

1. Lebih dalam mengenalkan konsep BBM ( belanja hemat, berbagi, menabung)
Mulai kenalkan anak dengan konsep harga, belanja barang dengan harga yang sesuai dengan uang yang kita punya. Misal, ajak kakak/adik ke warung dengan memberi mereka uang 2000 rupiah. Yang ingin mereka beli biskuit dengan harga 3000 rupiah, jelaskan perlahan bahwa uangnya tidak cukup, beli wafer ini saja ya harganya 2000 rupiah cukup dengan uang yang kakak/adik punya.

Kenalkan pula konsep berbagi, bahwa ada orang-orang di sekitar kita yang kurang beruntung. Anak-anak kurang mampu itu juga ingin bisa bersekolah seperti kakak/adik. Jadi kita bisa bantu mereka, dengan cara menyumbangkan uang atau barang yang kita punya. Atau kakak/adik jika ikut Ayah pergi Sholat Jum’at menabung di kotak masjid.
Selanjutnya untuk mengajarkan menabung, anak bisa diajak untuk membuka rekening di bank, biasakan ia menyisihkan uang yang dimiliki untuk di tabung. Bisa 1 bulan sekali, ajak anak ke bank untuk menabung biarka ia melalui proses itu sendiri tapi tetap didampingi oleh orang tua.

konsep menabung tak kalah penting untuk dikenalkan pada anak sejak dini.

konsep menabung tak kalah penting untuk dikenalkan pada anak sejak dini.

2. Anak sudah mulai bisa dikenalkan dengan uang saku
Boleh dimulai mengenalkan anak pada uang saku, tapi juga jelaskan jika uang saku hanya digunakan saat diperlukan. Jika kakak/adik sudah merasa cukup karena membawa bekal dari rumah tidak perlu digunakan untuk jajan lagi uang sakunya.

Untuk anak kelas 5-6 SD bisa mulai dikenalkan konsep uang saku per 3 hari, ajak anak buat perencanaan. Jika sudah mulai mengerti dalam menerapkan konsep perencanaan dan oke mengaturnya saat beranjak SMP bisa mulai kita beri uang saku mingguan. Dan saat SMA bisa mulai dengan uang saku bulanan. Point nya tetap ingatkan anak akan konsep perencanaan dan berhemat dalam menggunakan uang sakunya serta menabung sebagian uang sakunya untuk barang/benda/impian yang sudah mereka rencanakan bersama kita.

Pada usia SD anak sudah bisa dikenalkan dengan konsep perencanaan keuangan sederhana.

Pada usia SD anak sudah bisa dikenalkan dengan konsep perencanaan keuangan sederhana.

3. Mengenalkan konsep uang kembalian
Konsep ini adalah salah satu ‘pelajaran’ yang lumayan susah untuk kebanyakan orang tua. Secara sederhana kita bisa mulai mengenalkan konsep uang kembalian dari kegiatan sehari-hari yang berhubungan dengan uang, misal kita meminta tolong anak untuk berbelanja ke warung dekat rumah untuk membeli barang seharga 3000 rupiah tapi kita bawakan mereka uang 5000 rupiah. Sebelum pergi jelaskan pada anak bahwa akan ada uang kembalian 2000 rupiah karena harga barangnya hanya 3000 rupiah. Hal ini juga melatih dan mengenalkan anak akan konsep kejujuran.

4. Kenalkan konsep membandingkan harga
Bahasa mudahnya untuk awal perkenalan mungkin pakai konsep mahal dan murah. Misalnya saat kita berbelanja dengan anak dan ingin membeli cemilan mereka berupa biskuit. Bisa kita ambil 2 brand berbeda untuk rasa dan ukuran yang sama, perlahan kita jelaskan. Kak/dik, yang A harganya 2000 rupiah sedangkan yang B 3000 rupiah. Seperti yang sudah Bunda ajarkan bahwa kita harus berhemat kita ambil yang A saja ya karena harganya lebih murah rasanya sama-sama cokelat kok. Kan sudah pernah coba keduanya, sama-sama enak juga rasanya ya.

Poin Penting Konsep Uang pada Anak

Intinya dalam mengenalkan konsep uang pada anak adalah kekompakan orang tua dan anak sebagai tim. Buat peraturan yang mudah dimengerti oleh anak, misalkan:
” Weekend ini Ayah dan Bunda mau ajak kakak dan adik ke gramedia, apa yang kira-kira dibutuhkan oleh kakak/adik? Buku atau alat tulis? Kita beli masing-masing 1 buku saja, ya”

Ini sekaligus mengajarkan anak konsep perencanaan belanja secara sederhana, anak membuat planning barang apa yang akan ia beli, menentukan prioritas mana barang yang paling dibutuhkan karena Ayah/Bunda hanya mengizinkan untuk beli 1 barang. Sederhana tapi mudah dipahami oleh anak.Tapi untuk konsep perencanaan dan prioritas bisa mulai diajarkan untuk anak usia 10 tahun ke atas.

Poin penting dari semuanya, dalam mengenalkan konsep uang pada anak adalah ” latih anak untuk membedakan keinginan dan kebutuhan”. Ini juga penting buat kita para orang tua sebenarnya ya. Dalam membiasakan konsep tersebut bisa kita mulai dengan cerita sederhana dan yang terpenting contoh dari orang tua. Karena kita adalah role model untuk anak-anak kita sepanjang hari, 24 jam selama 7 hari tanpa henti. Semangat terus untuk kita sebagai orang tua untuk selalu belajar memperbaiki diri.
Mudah-mudahan ilmu ini bermanfaat untuk kita semua, Amin.

*) Ditulis oleh Sri Sulistyowati Marganingsih atau yang biasa disapa Ning, seorang bunda dari dua jagoan: Helmi Hazim (6y) dan Mirza Muhammad (1y6m). Sangat kreatif dalam membuat mainan edukatif serta percobaan sains sederhana untuk anak dan biasa membagi tipsnya di blog beliau. Bagi yang ingin berkunjung bisa diklik disini.

Leave a comment